Ada saja cara yang dilakukan manajemen Arema Cronus untuk membangkitkan semangat pemainnya. Seperti yang terjadi dalam perjalanan dari Malang menuju Maladewa kemarin.
Ahmad bustomi dan kawan-kawan mengalami kelelahan yang hebat. Bagaimana tidak, rombongan tidak ada yang sempat untuk istirahat lantaran berangkat dari Malang pukul 02.30 dini hari. Setelah melakukan penerbangan Surabaya-Jakarta-Kuala Lumpur yabg memakan waktu 11 jam penggawa Singo Edan kehabisan bensin. Namun CEO Arema Cronus Iwan Budianto memberikan bonus dadakan senilai 3.000 ringgit (Rp 10,5 juta) untuk satu tim.
Bonus ini memang tidak besar. Tapi bisa membuat pemain antusias. Karena dalam tur ini pemain hanya menukarkan rupiah dengan mata uang U$ Dollar untuk digunakan di Maladewa. Sedangkan ringgit sama sekali tidak dimiliki pemain. “Ini uang sisa dari tur Silahkan buat makan atau jalan-jalan karena kita transit di Malaysia 6 jam,” kata Iwan.
Mendapatkan bonus dadakan uang ringgit, pemain langsung menggunakannya untuk makan bersama di salah satu resto dekat bandara. “Untung saja bos bawa uang ringgit. Kalau gak bawa bisa nunggu sambil tiduran saja di bandara,” kata gelandang Arema Cronus I Gede Sukadana.
Setelah transit di Kuala Lumpur, rombongan Arema Cronus menempuh perjalanan 4 jam menuju Bandara Internasional Ibrahim Nasir, Maldives. Tak cukup sampai disitu, rombongan harus menyeberang dari bandara ke Male (ibu kota Maldives sekaligus venue pertandingan) menggunakan perahu feri.
Pelatih Arema Cronus Suharno mengakui kalau ini adalah tur terpanjang. Karena itu program berikutnya tim pelatih tidak akan memberikan latihan berat. “Sehari ini kan habis untuk perjalanan. Besok mungkin hanya latihan ringan sama refreshing sebentar ke pantai,” kata Suharno.
Sumber : aremafc.com